Selasa, 03 November 2015

"KONSEP RESIKO"

1. PENGERTIAN RISIKO
            Secara etimologis, risiko berasal dari bahasa Yunani rizikon yang berarti akar. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, Resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (Merugikan/membahayakan) dari suatu perbuatan/tindakan.
Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko.Vaughan yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi (1997:18)mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
1.Risk is the chance of loss(risiko adalah kans kerugian).Chance of Loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan Kerugian. sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam statistik, maka chancesering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
2.Risk is the possibility of loss(risiko adalah kemungkinan kerugian).Istilah possibilityberarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antaranol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari, akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3.Risk is uncertainty(risiko adalah ketidakpastian) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Karena itulah ada penulis yang mengatakan bahwa risiko itu sama artinya dengan ketidakpastian.
Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah sesuatu yang mengandung kemungkinan kerugian dan juga ketidakpastian.Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
2. KRITERIA RESIKO
Risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diharapkan.  Dengan demikian risiko ini mempunyai karakteristik :
  1. Merupakan ketidak pastian atas terjadinya suatu peristiwa
  2. Merupakan ketidak pastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Jadi ketidakpastian merupakan kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Kondisi ketidakpastian sendiri timbul karena berbagai sebab, antara lain :
  1. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, dimana makin panjang tenggang waktunya akan makin besar ketidakpastiannya.
  2. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk penyusunan rencana.
  3. Keterbatasan pengetahuan/kemampuan pengambilan keputusan dari perencana.
Kriteria resiko timbul apabila kita dihadapkan dan menentukan pilihan antara dua alternatif atau lebih, hasilnya yang akan diperoleh tidak diketahui dan dapat dinilai secara obyektif. Kreteria resiko mengandung potensi kegagalan dan potensi keberhasilan yang dapat dikelompokan dalam tiga kelompok :
  1. Kelompok Resiko Rendah, Keberhasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan kegagalan, namun usaha yang dikelola tidak ada tantangan dan wirausaha tidak mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
  2. Kelompok Resiko Sedang, Keberhasilan yang dicapai lebih besar dibandingkan dengan kegagalan, unsur-unsur tantangan dengan tingkat resiko selau diperhitungkan, kemampuan, pengalaman dan lain-lain dioptimalkan.
  3. Kelompok Resiko Tinggi, Keberhasilan yang diperoleh sangat kecil dibandingkan kegagalan atau usaha yang digeluti lebih sering gagal dibandingkan dengan hasil.
3. JENIS-JENIS RISIKO
1. Risiko berdasarkan Sifatnya
 Risiko berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu risiko spekulitif, risiko murni, dan risiko fudendemental. Berikut adalah penjelasanya:
  a. Risiko Spekulatif
 Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk).
 b. Risiko Murni
          Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
 c. Resiko Fundamental
Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.Misal: banjir, angin topan, dan sebagainya.
2. Menurut sumber / penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan kedalam :
  a. Resiko Intern, yaitu risiko yang berasal dari dalam, : kebakaran yang berasal dari rumah si tertanggung sendiri.
  b. Resiko ekstern, yaitu risiko yang berasal dari luar , seperti risiko kebakaran dari rembetan rumah yang bersebelahan, bencana alam, pencurian, perampokan dan sebagainya
4. MENGIDENTIFIKASI RISIKO
Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas risiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Karenanya diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematik dalam menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh sesuatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah;
1. Questioner analisis risiko (risk analysis questionnaire).
2. Metode laporan Keuangan (financial statement method).
3. Metode peta-aliran (flow-chart).
4. Inspeksi langsung pada objek.
5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan.
6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu.
7. Analisis lingkungan.
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer risiko dapat mempelajari kemungkinan tentang hazard. Untuk itu keberhasilannya dalam mengidentifikasi risiko tergantung pada kerjasama yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
Manajer risiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses meng-identifikasikan risiko, yaitu agen asuransi, broker, atau konsultan manajemen risiko. Hal ini tentunya punya kelemahan, dimana mereka membatasi proses hanya pada risiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi. 
Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Kewirausahaan yang bertema Konsep Resiko. Semoga bermanfaat untuk semua yang membacanya. 201312092 (Sunarti) "Konsep Resiko" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar